Friday, May 29, 2020

New Normal, Tetap Update Covid-19 dengan Kumparan :)



"Hal yang paling ditunggu manusia adalah kabar."

Begitu kata dosen saya saat tengah mengampu mata kuliah Jurnalistik. Tidak dapat dipungkiri, bahwa manusia memang selalu menunggu kabar, apalagi di saat-saat seperti sekarang ini. Masa pandemi corona Covid-19 yang membuat masyarakat selalu dihantui rasa khawatir, membuat mereka bergantung pada media yang menyebarluaskan kabar. Peran media saat ini memberikan dampak yang besar bagi masyarakat, karena kesalahan dalam menyampaikan fakta dapat menimbulkan kegaduhan dan keresahan di masyarakat. Terlebih, penerapan New Normal akan segera dilaksanakan. Oleh karena itu, diperlukan media yang cepat, tanggap, dan juga terpercaya dalam menyajikan fakta-fakta yang nyata.

Salah satu media besar Indonesia yang dapat masyarakat andalkan di masa pandemi ini adalah Kumparan. Saya sendiri saat ini mengandalkan kumparan dalam mencari kabar seputar corona. Media ini telah meluncurkan fitur baru berupa laman khusus yang mengampu berbagai informasi seputar virus corona. Dengan tampilan yang rapih dan menarik, fitur ini dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi corona, seperti penjelasan mengenai virus, upaya pencegahan, prosedur tes & pengobatan, rujukan rumah sakit, hotline corona, pengumuman dari pemerintah seputar corona, hingga menyajikan kumpulan doa, juga kolom donasi.

Tampilan laman Pusat Informasi Corona Kumparan

Selain menyediakan informasi lengkap seputar corona, laman tersebut juga menyajikan tips dan solusi praktis yang bisa dilakukan masyarakat selama masa karantina. Work from home (WFH) dan gerakan #Stayathome dalam jangka waktu lama tentunya telah membuat masyarakat kehabisan ide untuk beraktivitas. Saya pun merasa begitu, seringkali merasa bosan dan tidak tahu ingin melakukan apa untuk mengisi waktu luang. Dengan adanya laman tersebut, masyarakat dapat mengikuti solusi yang disediakan kumparan untuk mengurangi rasa bosan akibat #dirumahsaja. Berikut tampilan laman berjudul Happy at Home yang disediakan kumparan.





Kini masyarakat Indonesia akan menghadapi penerapan New Normal, dimana aktivitas manusia akan berjalan seperti biasanya dengan mempercayakan tubuh masing-masing dalam melawan virus corona. Dan hal terpenting yang harus dilakukan masyarakat adalah menjaga kesehatan diri. Masyarakat diharapkan untuk terus mengikuti prosedur kesehatan dari pemerintah demi keselamatan diri sendiri, maupun orang lain. Berdamai dengan virus corona bukan berarti kita telah menang dan mengabaikan segala protokol kesehatan yang ada. Maka dari itu, kesadaran tiap individu sangatlah penting demi terwujudnya keamanan bersama.

Gunakan masker

Rajin mencuci tangan

Tetap jaga jarak di manapun berada. 

Terus ikuti perkembangan informasi mengenai corona, agar kita terhindar dari virus tersebut. Jangan terlalu khawatir, namun jangan pula terlalu menyepelekan. Tetap bijak dan waspada dalam memilah informasi yang didapat agar terhindar dari segala hoax yang ada. Bagaimanapun juga, jangan lupa terus ikuti update terkini mengenai virus corona bersama kumparan di laman berikut: Informasi Corona. Jadi, apa kalian sudah siap menjalani New Normal?

Lekas pulih bumiku,
Lekas pulih Indonesiaku.

Jangan lupa, jaga kesehatan! :)
#TenanguntukMenang #BerkahNulisdiRumah



Monday, August 20, 2018

Trip to Dolly - Internship Journey


Gue selalu penasaran, kira-kira apa yang ada dibenak lu ketika baca judul postingan ini?

Gue rasa lu semua udah pada tau kali Gang Dolly yang legendaris itu, ya kan? Gue sebenernya gak pernah sih nyari tau tentang Gang Dolly, baik itu seluk beluknya maupun proses penutupannya. Yang gue tau nih, dulu... yaaa gang dolly adalah tempat praktik prostitusi terkenal yang ada di Kota Surabaya. That's all.

Gang Dolly. Yang ini fotonya ambil dari Google.
soalnya gue moto tapi gak begitu keliatan luas gangnya.

Kebetulan banget, gue dapet internship di Surabaya. Dan jadi wartawan.
Tanpa disangka, projek terakhir internship gue malah disuruh meliput bagaimana keadaan Gang Dolly saat ini, setelah dilakukannya penutupan oleh Wali Kota Surabaya, Bu Tri Rismaharini pada 18 Juni 2014 silam. Jadi buat yang kemaren pada heboh komenin ig story gue,  tenang woy gue ke sono liputan kok wkwk.

Wah gila sih, excited banget lah gue! Kapan lagi bisa mengunjungi Gang Dolly yang katanya merupakan bekas tempat prostitusi terbesar se-Asia Tenggara! Pasti seru dengerin cerita tempat ini dulunya gimana, dan bagaimana proses perubahannya. Aduh ngebayanginnya aja udah seruuu!! Untungnya hal-hal yang perlu digali sudah disiapkan dari instansi tempat gue magang. Jadi gue sama temen-temen tinggal pelajari kasusnya aja, dari mulai penutupan hingga sekarang. Terus menemui pihak-pihak yang berhubungan sama tema tulisan masing-masing deh.

Nah, hari pertama gue sampai di Gang Dolly, agak kaget sih. Gue pikir tempatnya bakal luas dan lebar. Ternyata ya bener-bener hanya satu gang gitu. Aseli, gang yang panjangnya paling cuma 50 meter itu jadi yang terbesar se-Asia Tenggara? WAW! Ya emang sih, jalannya lumayan lebar, terus juga ada beberapa gang kecil lagi di sebelah kanan-kiri. Gang yang kecil-kecil itu jalannya sempit. Gue rasa sih mobil susah masuk soalnya motor aja kalo papasan harus berenti dulu gantian lewat. Oh iya gang Dolly ini alamatnya di daerah Jarak, sekitaran kelurahan Putat Jaya. Kalo gak bener nama jalannya Jl. Kupang Gunung Timur 1. Sebenernya di daerah Jarak itu banyak tempat lokalisasinya. Cuma yang paling terkenal Gang Dolly, dan lokasinya di satu gang aja (kalau ke sana cari gang yang plangnya ada tulisan 'Dolly Saiki').

Di jalan utama Gang Dolly masih banyak bangunan bekas wisma-wisma tempat praktik prostitusi yang masih kosong. Meskipun udah dibeli sama Pemkot, tapi sampe sekarang pun bangunan-bangunan itu belum direnovasi ataupun dialih-fungsikan. Kalau gang-gang kecil di kanan-kirinya sih kebanyakan rumah warga. Dan ada satu gedung tinggi nan mencolok di jalan utamanya. Ternyata gedung itu bekas wisma Barbara, wisma terbesar yang menampung beribu PSK Dolly. Denger-denger dari cerita warga dan baca ulasan di internet, jadi dulu para PSKnya tuh dipajang di etalase/ruang kaca supaya yang beli bisa milih dengan sesuka hati. Gue sempet masuk ke wismanya tapi part ini nanti aja ceritanya wkwkw.

Sebagian tanah ada yang dijadikan kayak taman bermain anak sama lapangan futsal. Ramenya kalau sore, banyak anak-anak yang main di situ. Karena gue datengnya siang, jadi di sana agak sepi. Tapi beberapa warga terlihat lagi ngecat gapura-gapura gang kecil buat nyambut Agustusan. Kebetulan gue kebagian part wawancara warga, tapi takut ganggu kalau milih mereka yang pada lagi ngecat. Sebenernya pas pertama kali ke sana, gue bingung gitu gimana mau mulai percakapan dengan membahas Dolly sebelum ditutup. Takut kalau ternyata gue kebetulan dan gak sengaja wawancara psknya atau muchikarinya kan jadi gak enak.

Taman bermain yang ada di Gang Dolly.
Btw, itu gue sama salah satu temen gue ikut main bola wkwk.

Jadi kelompok gue ini terdiri dari 6 orang, 3 cewe 3 cowo. Tiap orang punya angle beritanya masing-masing. Sesuai sama yang udah dibagi, ada yang harus wawancara takmir masjid yang ada di gang dolly, terus warga/pemudanya (ini part gue), ada juga yang kebagian nyamperin bu RT/RW, dan juga pedangang yang jualan di gang itu sejak lama.

Di hari pertama, setelah sholat dzuhur di masjid At-Taubah, kebetulan yang cowok ketemu sama Abah Petruk. Beliau ternyata takmir masjid itu sekaligus tokoh masyarakat di Gang Dolly. Akhirnya temen-temen gue yang cowok minta waktu ke Abah buat wawancara. Dan yang cewek, lebih milih jalan-jalan sambil nyari partnya masing-masing.

Tiga temen gue bersama Abah Petruk

Sembari berkeliling, ternyata di gang itu gue masih bisa liat banyak perempuan yang berpakaian minim. Gue jadi bertanya-tanya aja sih, ini perempuan-perempuannya berdandan seksi emang karena budaya di gang dolly begitu atau memang dia mantan PSK? Gatau deh. Terus juga ada tuh beberapa kosan yang terlihat mencurigakan. Dari luar tulisannya kosan, tapi tertutup. Pintu sama kacanya hitam, dan ditutup. Waktu itu gue sama 2 temen gue lagi beli rujak, dan kebetulan makannya di depan kosan hitam itu. Pintunya pas lagi setengah terbuka. Ada cewek sama cowok lagi ngobrol, ceweknya masih mbak-mbak muda seumuran gue. Dan cowoknya terlihat udah berumur kayak om-om gitu, dari penampilannya juga agak mencurigakan. Dia pake jaket jeans sama kacamata  hitam terus kepalanya botak kayak om-om jahat di sinetron deh (oke, korban sinetron). Gue gak ngajak kalian buat suudzan kok, tapi emang itu yang gue liat wkwkw.

Udah skip aja yang itu gak penting. Setelah makan rujak, kita balik lagi ke masjid. Dan ternyata yang cowok belum pada selesai. Padahal kita jalan-jalan udah lamaaaa bgt -_-
Nah di depan masjid, ada warung sederhana yang jual es sachetan. Jadilah kita beli, dan ibu yang jual ramah sekali. Si ibu sepertinya tau kita ini pengunjung, mungkin karena udah sering juga kali ya kedatangan pengunjung, beliau tanya-tanya kita dari mana dan ikut duduk samping kita. Yaudah, sekalian deh kita tanya-tanya alias wawancara terselubung.

Si ibu ini ternyata orang asli situ. Beliau udah tinggal di gang dolly sejak lahir. Bahkan rumahnya turun temurun dari orangtuanya. Jadi beliau ini salah satu saksi perubahan Gang Dolly. Beliau bilang, sebelum ditutup gang itu rame banget kalo udah sore menjelang malam. Dulu, si ibu jualan kelontong kayak plastik, gelas-gelas, dsb. Karena ramai oleh pendatang, jualan apapun di sana pasti laris manis. Apalagi kalau jual yang menyangkut kebutuhan sehari-hari. Untungnya gede deh. Beda ama sekarang, si ibu udah beberapa kali ganti jualan tapi ya gitu-gitu aja.

Dari cerita si ibu kita tau penutupan Dolly ternyata berdampak besar terhadap perekonomian warga sekitar, gak cuma psknya aja. Oh iya karena ini prolog jadi gue kasih bocoran tentang Dolly biar kalo baca part selanjutnya gak bingung.
Jadi ternyata, susah kalo mau nyari mantan PSK di gang Dolly sekarang ini. Soalnya emang sebagian besar PSK itu pendatang, alias bukan warga asli situ. PSK yang orang asli paling bisa diitung jari. Makanya sejak ditutup, Dolly jadi sepi karena para PSK pulang ke daerahnya masing-masing. Begitupun para muchikarinya.

Kalo kalian searching tentang Dolly saiki, pasti keluar berita tentang warga yang demo nuntut pemkot buat ganti rugi belum lama ini. Nah, Abah Petruk dan si ibu (oh iya kalo gak salah namanya Ibu Sumiati, wkwk kalo gak salah! Lupa gue) bilangnya yang demo itu bukan warga asli. Mereka cuma pihak-pihak yang punya kepentingan terus mengatasnamakan diri sebagai warga Dolly. Padahal warga sekitar malah mendukung penutupan itu (untuk alasannya nanti mengalir di part selanjutnya ya!).

Dari situ, kita dapat banyak pertanyaan tentang Dolly. Apa masih ada kegiatan terselubung di sana? Terus siapa sebenernya yang demo nuntut pemkot kemarin? Dan apa aja langkah-langkah pemkot untuk mengatasi perekonomian warga yang anjlok akibat dari penutupan Dolly?

Makanya liputan Dolly gak selesai-selesai hahaha!
Tapi liputan ini bener-bener berkesan banget.

Sunday, July 29, 2018

Jasa Cuci Motor Gratis?


"Kami hanya ingin membantu sesama. Dan kami lihat, di sini banyak yang menggunakan sepeda motor. Selain itu, supaya kami bisa bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang juga." Ucap gadis bermata sipit itu.

Beberapa hari yang lalu, gue sama temen gue sedang berkeliling Kota Surabaya pakai sepeda motor. Fyi, gue sedang menjalani internship di salah satu media cetak dan online di Surabaya.
Tepat, jadi wartawan.
Mungkin sebagian dari kalian yang baca bertanya-tanya, kok anak Sastra Inggris magangnya jadi wartawan? Panjang ceritanya. Kalo mau tau, dm ig aja. Hahaha najong!

Tentu, saat itu gue dan temen gue lagi cari bahan buat berita. Dan tiba-tiba aja kita lihat di kiri jalan ada segerombolan orang dengan spanduk bertuliskan 'Cuci Motor Gratis'. Kalau kata dosen gue, mata wartawan itu harus jeli, harus tertuju ke segala arah. Jadi pas lihat ada yang unik dikit, mata langsung ijo. Tanpa basa basi kami pun menghampiri kegiatan itu.

Pas kita masuk, ada satu bule yang bilang 'langsung ke sana saja' sembari menunjuk deretan motor yang sedang dicuci.
Iya, bule.
Tapi kami menolak, bukan karena sombong. Tujuan kami hanya mau wawancara. Sebenarnya bisa sih sambil nunggu motornya dicuci. Cuma takutnya kelamaan, sedangkan kami masih punya satu agenda lagi buat diliput. Lagipula antriannya banyak.

"Oh, kalau mau tanya-tanya sama mbak yang pake baju merah aja mas. Dia yang punya kegiatan." kata seorang bapak-bapak sambil menunjuk gadis berwajah asia di sebrang kami. Kami pun segera menghampiri perempuan itu. Dan bertanya-tanya seputar jasa cuci motor yang mereka tawarkan.
Seorang gadis keturunan Hongkong itu memakai name tag bertuliskan Sister Wu. Ya, itu memang namanya. Bahasa Indonesianya cukup lancar, jadi kami bisa mewawancarainya menggunakan Bahasa Indonesia.

"Kenapa memilih cuci motor gratis mbak?" Tanya kami. Ia menjawab seperti quote yang gue sajikan di awal postingan ini.
Jadi, kegiatan ini memang yang ngadain remaja bule-bule gitu. Mereka merupakan jemaat gereja Yesus Kristus Surabaya. Mungkin semacam remaja masjid kali ya. 
Tak hanya cuci motor gratis, mereka juga membuka kelas Bahasa Inggris gratis, Movie Night, bahkan olahraga bersama. Semua kegiatan itu tak lain dan tak bukan adalah bakti sosial mereka untuk masyarakat sekitar. Tujuannya, seperti yang dibilang Sister Wu. Supaya mereka bisa bertemu dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

Mungkin mereka berusaha membangun relasi. Selaku warga negara asing yang tinggal di negara orang, gak mungkin dong mereka ga bersosialisasi sama warga sekitar. Hitung-hitung juga buat ngelancarin bahasa Indonesia mereka. Dari berbagai macam kegiatan bakti sosial itu, mereka berkenalan dengan banyak orang bahkan hingga bertukar cerita satu sama lain.

Cukup unik sih, apalagi jasa cuci motor gratis ini. Di sore hari, pasti banyak orang yang sepulang kerja merasa lelah dan motornya kotor. Daripada mereka capek nyuci sendiri atau buang duit buat steam, mending memakai jasa ini. Dan sembari menunggu motor mereka dicuci, mereka bisa berkenalan dan mengobrol bersama. Lumayanlah, penat akibat pekerjaan dan perjalanan jadi berkurang.

Entah kenapa, senang rasanya melihat hal kecil semacam itu ternyata banyak juga manfaatnya. Siapa sangka ada yang bahagia dibalik sebuah jasa cuci motor gratis? Meskipun kegiatan ini hanya dilakukan dua minggu sekali, tapi gue yakin bakal ada orang yang datang rutin. Gue, yang gak ikut turut andil, senang juga pas liat para pelanggan puas dan tersenyum senang melihat motor mereka bersih dan kinclong.

Ternyata sesimpel itu ya mencari sebuah kebahagiaan. 
Jadi, bagaimana? Ada niatan memutar otak untuk melakukan hal yang serupa?

New Normal, Tetap Update Covid-19 dengan Kumparan :)

"Hal yang paling ditunggu manusia adalah kabar." Begitu kata dosen saya saat tengah mengampu mata kuliah Jurnalistik. Tidak da...